Sabtu, 16 Oktober 2010

Seperti Apa Standar Air Bersih?

Seperti Apa Standar Air Bersih?

Air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum, apakah sudah benar-benar sehat dan juga layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Air bersih di sini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk digunakan sebagai penunjang aktivitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.

1.      Syarat fisik, antara lain:

    * Air harus bersih dan tidak keruh
    * Tidak berwarna apapun
    * Tidak berasa apapun
    * Tidak berbau apaun
    * Suhu antara 10-25 C (sejuk)
    * Tidak meninggalkan endapan

2.      Syarat kimiawi, antara lain:

    * Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
    * Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
    * Cukup yodium
    * pH air antara 6,5 - 9,2

3.      Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah di atas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis, dan radiologis yaitu sebagai berikut:

o  Parameter Air Bersih secara Fisika
- Kekeruhan
- Warna
- Rasa dan bau
- Endapan
- Temperatur

o  Parameter Air Bersih secara Kimia
- Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
- Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
- Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

o  Parameter Air Bersih secara Biologi
- Bakteri
- Binatang
- Tumbuh-tumbuhan
- Protista
- Virus

o  Parameter Air Bersih secara Radiologi
- Konduktivitas atau daya hantar
- Pesistivitas
- PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga bermanfaat.

Sumber:
- http://www.presidenri.go.id (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan sistem penyediaan Air minum)
- http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/air-bersih.

Pasokan Air Sehat Untuk Tubuh

Sekitar 60 – 70 % komposisi tubuh manusia adalah air (cairan). Karena itu, air memegang peranan yang sangat penting dan tidak tergantikan untuk menjamin kelancaran proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan air akan menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi yang tingkatnya bisa ringan sampai berat. Kekurangan air menyebabkan sel kehilangan komponen intinya dan kondisi ini akan menganggu metabolisme. Pada tingkat berat, dehidrasi bisa menyebabkan kematian., yang pada tahapan lebih lanjut bisa menimbulkan kematian.
Air merupakan komponen esensial yang tidak bisa disintesa oleh tubuh. Sehingga, air harus diperoleh dari luar tubuh. Karena fungsi air yang sangat penting bagi tubuh, maka tubuh harus memperoleh air dalam dosis yang cukup setiap hari. Jumlah ideal yang harus dikonsumsi adalah dua liter per hari yang merupakan jumlah total cairan yang masuk ke dalam tubuh. Yang disebut dua liter bukan berarti harus minum delapan gelas air sehari, tetapi adalah total cairan yang harus masuk ke dalam tubuh. Dan itu tidak harus dari air minum. Makanan berkadar air tinggi seperti buah juga bisa mencukupi kebutuhan akan air.
Air yang harus diminum adalah air yang sehat. Ini bisa dilihat dari aspek fisik, kimia, dan mikrobiologi. Secara fisik, air sehat adalah air yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Dari aspek kimianya, air sehat memiliki pH netral dengan konsentrasi beberapa mineral-mineral tertentu yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dari aspek mikrobiologinya, air sehat yang
http://isfimeranti-airbersih.blogspot.com/2010/10/pasokan-air-sehat-untuk-tubuh.html
http://isfimeranti-airbersih.blogspot.com/2010/10/pasokan-air-sehat-untuk-tubuh.html

Daur Ulang Air

Artikel ini memaparkan teknologi distilator surya yang digunakan baik untuk pemurnian air, maupun merubah air laut menjadi air tawar (desalinasi). Teknologi ini bisa digunakan dimana saja asalkan tempat tersebut mendapat penyinaran matahari. Pada dasarnya teknologi ini beoperasi melalui proses penguapan yang diikuti oleh pengembunan. Distilasi surya sangat berguna untuk memurnikan air dari polutan-polutan berbahaya. Ketika mengalami pemanasan, air menguap sedangkan polutan tertinggal, karena perbedaan volatilitas. Dalam kasus desalinasi, air murni (tidak mengandung garam) menguap kemudian mengembun sedangkan garam dan mineral lainnya akan tersisa. Dengan demikian akan diperoleh destilat air yang relatif sangat murni dan tidak asin sama sekali.
Konstruksi Distilator Surya
Distilator surya dibuat dengan bentuk tadahan-tadahan (lihat Gambar 1) air sebagai tempat menuangkan air yang akan didistilasi. Tadahan-tadahan tersebut berhubungan melalui pipa penghubung dan disusun sedemikian rupa sehingga saling bersambung dan saling membawahi sehingga membentuk sudut kemiringan 30°. Hal ini menyebabkan air bisa mengalir dari penadah atas ke bawah akibat gaya gravitasi. Pada bagian atas, susunan tadahan tersebut ditutup dengan penutup transparan (Kaca, mika, akrilik, plastik). Dengan demikian, cahaya matahari dapat masuk memanskan air, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air. Uap air yang terbentuk naik ke atas, dan akibat terhalang oleh permukaan bawah/dalam penutup yang memiliki temperatur yang lebih rendah, berakibat uap air terkondensasi membentuk butir-butir air (kondensat).  Karena posisi pemasangan penutup dibuat miring, butir-butir kondensat tersebut mengalir sepanjang penutup dan jatuh di bagian ujung untuk selanjutnya ditampung.  Demonstrasi yang menjelaskan prinsip kerja distilator surya dapat dilihat pada link video berikut ini. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 1.
Gambar 1: Ilustrasi konstruksi Distilasi Surya
Produktifitas
Flux energy surya yang sampai ke permukaan atmosfer bumi rata-rata adalah 1.4 kW/m2.  Namun demikian karena berbagai faktor, hanya kurang dari 1 kW/m2 yang benar-benar sampai ke permukaan tanah pada siang hari. Jumlah flux energy yang diterima oleh distilator surya tergantung pada kemiringan, kondisi cuaca, lokasi, dan lain-lain. Flux maksimum energy yang bisa diterima oleh distilator surya kira-kira 8kW jam/m2/hari. Namun demikian, pada banyak distilator surya satu yang telah dibuat, paling banyak menerima 6kW/m2/hari (perkiraan di Indonesia, di USA hanya 5 6kW/m2/hari). Energy ini cukup besar untuk digunakan menguapkan air. Untuk menguapkan air diperlukan energi sebesar 540 kalori/gram. Jadi untuk menguapkan 1 liter air diperlukan energi sebesar 0,628 kW jam/m2/day pada temperatur konstan. Jadi jika 6kW jam/m2/hari digunakan untuk distilasi, maka diperoleh 9,6 liter/m2/hari. Dari perhitungan ini dapat dihitung luas distilator surya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Distilator surya multi tahap
Pada distilator surya satu tahap, energi matahari hanya digunakan satu kali penguapan saja. Pada saat kondensasi, kalor laten dari uap air terbuang ke lingkungan sehingga berubah facse menjadi cair berupa kondensat. Pembuangan energi ini membuat sistem satu tahap relatif kurang efisien. Untuk meningkatkan produktifitas distilator surya dapat digunakan sistem multi tahap seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Pada sistem multi tahap, proses berlangsung secara multi efek. Pada tahap satu, pancaran cahaya matahari yang masuk ke lapisan paling bawah digunakan untuk penguapan air. Uap air tersebut terkondensasi di bagian bawah penutup tahap 2 dan mentransfer panasnya untuk memanaskan air ditahap ke dua, demikian seterusnya. Pada sistem ini kehilangan energi tidak terlalu banyak sehingga praduktifitasnya meningkat. Umumnya distilator surya 3 tahap dapat meningkatkan produktifitas destilat 2.5 kali distilator surya satu tahap. Dengan kata lain, setiap 1 m2 dari distilator surya 3 tahap dapat menghasilkan kurang lebih 24 liter destilat per hari. Untuk destilator surya dengan dimensi 3 x 3 (panjang x lebar) dengan luas 9 m2 akan menghasilkan destilat 216 liter per hari. Jumlah ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air domestik satu keluarga. Selain itu juga kualitas airnya terjamin bagus, jauh lebih bagus dibandingkan air dari PDAM.
 
Gambar 2: Distilator surya multi tahap
Pemanfaatan
1.      Pengolahan air minum: Seperti kita ketahui bersama kualitas air dari PDAM sangat rendah. Distilator surya ini dapat digunakan untuk memurnikan air PDAM dan distilat digunakan sebagai air minum. Jadi tidak perlu lagi membeli air minum galonan
2.      Daur ulang air: Pada daerah yang jarang air, teknologi ini juga dapat digunakan untuk daur ulang air. Air yang telah digunakan untuk mencuci atau mandi dapat ditampung dan di distilasi ulang untuk digunakan kembali.
3.      Konversi air laut menjadi air tawar: Untuk daerah pinggir laut yang suplai air tawarnya kurang, teknologi ini snagat berguna untuk merubah air laut menjadi air tawar. Terlebih lagi ditunjang oleh temperatur di permukaan laut yang relatif lebih tinggi dengan tingkat pencahayaan matahari yang tinggi.
 
Gambar 3: Beberapa contoh distilator surya
Wallahu A’lam!!!!

Bagi yang tertarik mengembangkan dan perlu referensi lebih lengkap bisa merujuk pada sumber berikut: